Minggu, Maret 29, 2009

Bukan berikan yang bukan terbaik

Rencananya Rabu ini, istri saya bikin bazar kecil2an di rumah. Jualan pakaian sebagian besarnya. Dia pun iseng share hal ini di facebooknya. Ternyata banyak sekali yang ingin berpartisisapi, tidak hanya yang tinggal dekat rumah, yang tinggal di Jakarta, bahkan yang tinggal di luar kota. Ada yang ingin datang, ada pula yang setidaknya ingin kirim saja.

Istri saya, teman2nya itu, dan pada umumnya orang-orang kita kadang masih terstigma bahwa kalo ingin bersedeqah maka yang akan diberikan biasanya barang-barang milik yang tersisa, yang tidak terpakai, yang lama tersimpan, atau bahkan ada juga yang memberikan barang yang sudah rusak. Kemungkinan sih ini memang akibat dari pengetahuan yang diajarkan kepada kita sejak kecil, kalo ada acara bantuan, ada bazar, ada sedeqah, yang diberikan adalah barang milik yang bukan yang terbaik. Padahal belum sempurna iman seseorang jika dia belum memberikan yang terbaik darinya. Nabi saw bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang sampai ia memuliakan tetangganya,” (HR Muslim). Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah saw bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari Muslim).

Sudah beberapa kali ini saya tidak menghadiri pengajian di Mesjid Al Azhar, Kebayoran Baru. Pengajian yang saat ini diselenggarakan sebulan sekali, tiap jumat malam pekan terakhir , diisi oleh Ustadz Yusuf Mansur. Inilah salah satu hal yang saya sedihkan dari bekerja sebagai pegawai kantoran, tidak bisa bebas beraktifitas. Pengen ikut pengajian, pengen pergi ke mana - jalan ke mana, pengen kumpul sama temen, tapi kadang harus memenuhi kewajiban.

Tapi akhirnya Jumat kemarin saya bisa ikut tuh pengajian. Saya kirim message ke beberapa teman bahwa saya akan dateng ke pengajian itu, “sampe ketemu di sana”, pesan tulis saya. Kangen juga dengan siraman rohani dan pupuk ilmu, tausyiahnya Ustadz Yusuf Mansur so pasti tentang sedekah. Terakhir2 mengenai sedeqah adalah memberikan hal yang terbaik yang kita miliki. Saat ini beda lagi, lebih tepatnya nambah lagi.

Dia cerita bahwa ada satu orang yang ingin mensedekahkan usahanya. Dari 5 cabang dia ingin memberikan 1 cabang yang terbaik, yang paling besar, yang paling laris, yang paling loyal customer dan paling loyal pegawainya, yang paling banyak omset serta keuntungannya. Sudah benar, tapi kurang :) Ternyata orang itu diminta untuk mensedekahkan 4 cabang usahanya, dengan hanya menyisakan 1 cabang yang paling kecil untuk dia. Semua yang mendengar tausyiah tersenyum dan tertawa. Sang pemilik usaha yang akan bersedekah itu diceritakan mengaduh berulang kali, memegang-megang kepalanya, “waduuh... waduuuhh... waduuuh..” Saya pun tertawa kecil.. hehehe...

Akhirnya ya dikasihlah 4 cabang usahanya itu, dengan menyisakan satu cabang yang terkecil. Dalam hitungan tidak sampai 1 bulan.. Diberikan Allah 1 deal bisnis dengan besaran 1 milyar dari satu cabang usahanya yang terkecil, yang telah tersisa untuknya itu. Allahu akbar! :)

Saya bilang sama temen di samping saya, “inget tobatnya dan sholatnya dulu, sedekah ini hanya short cut”. Kira2 begitu, sebaiknya kita mulai pendidikan kepada diri kita, keluarga dan anak kita, bahwa memberikan sesuatu itu, bersedekah itu.. harus dengan yang terbaik yang kita miliki.. benar2 yang terbaik.. “Bismillaahirrohmaanirrohiiim” :)

Semoga berguna



herryhasibuan.blogspot.com

NB: Ditulis bersama 6 month Xerre yang sedang guling-guling di samping saya, dengerin album Indahnya Islam, by Ria Enes dan Susan.


Tidak ada komentar:

griya madrasah

griya madrasah
race to get a rent housing

griya madrasah

griya madrasah
rent a beatiful housing 45.000/day