Jumat, Mei 28, 2010

Azab

.. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yg mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,

hampir2 (neraka) itu t'pecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (org2 kafir), penjaga2 (neraka itu) bertanya kpd mereka, "Apakah belum pernah datang kpd kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" .. (Al Mulk)

Selasa, Mei 25, 2010

Ke-ntah mau bagaimana lagi menyebutnya-an

A'udzubillahiminassyaitoonirrojiiM. Bismillaahirrahmaannirrahiim.

Ada pengalaman yg sangat mengganggu saya (01 Maret 2010). Siang hingga sore itu, sy kluar kantor dg salah satu karyawan. Tiba waktunya shalat ashar, sy ajak mampir ke rest area, shalat dulu sblm melanjutkan perjalanan.

Di mushalla, sy tdk melihat batang hidungnya. Akhirnya saya temukan dia masih di mobil. Seharian itu dia mengaku gejala mau sakit. Saya minta dia shalat, dia menggeleng. Sekali lagi saya minta, dia bilang "nggak ah". "Nggak boleh gitu Lu, shalat sana" saut saya. "Nggak ah, dari pada sakit. Dosa-dosa dah..", katanya pada akhirnya. Saya tertegun, 'dosa-dosa dah?'. "Nggak boleh gitu lu, sakit dan sehat kan yg kasih Allah. Masa lu nggak shalat?", kejar saya lagi. Ketertegunan saya membatu. "Biarin ah daripada meriang", jawabnya lagi.(Jadi menurut dia, kl kena air kondisi kesehatannya yg sedang melemah akan parah lagi. Pdhl dia masih bisa menyetir mobil dg kencang di jalan tol jakarta-kerawang pp.)

Sy mau marah kpdnya! Tapi.. apa posisi saya untuk bisa marah kepadanya? Saya pikir lg, usaha saya memberitahunya sdh sehalus mungkin spy dia mengerti, tapi.. Aargh! Akhirnya saya memang marah!

Saya marah kpd diri saya. Knp begini? Ke-ntah mau bgmn lagi menyebutnya-an terjadi pada lingkungan yg seharusnya ada dalam rangkulan, ring 1 bbrp org menyebutnya. Biasanya orang yang tdk mau akan berdalih dg alasan lain, ngeles-ngeles lah. Tp baru sekali ini ada yg ngomong 'dosa, dosa dah'. Keluar dari mulutnya bahwa dia berani berdosa. Ada di depan mata kepala saya terang2an bulat2, saya punya andil untuk merubahnya, saya punya andil untuk Diminta Pertanggungjawaban oleh-Nya kelak. Berani2nya dia mengkufuri Pencipta-nya dan bilang pula, 'biarin dosa'! Apa tdk takut?.

Berbagai pikiran berkecamuk di kepala saya, hati ini seperti ada bola yg memantul-mantul cepat ke sana ke mari, tdk jelas apa rasanya. Ingin sekali saya boleh marah kepadanya. Bisa menghukumnya. Di zaman Rasulullah, muslim yg tdk shalat akan habis riwayat hidupnya. Lalu kemanakah Allah apakah dia tidak memikirkan-Nya. Saya marah kpd diri sendiri, dan kepada dia tentu saja. Sempat tebersit, kalau saya tdk mau pulang ke Jakarta dengannya. Saya ingin naik bis saja. Saya ingin memperjelas ketidakbenarannya untuk tidak shalat. Tapi apakah itu menjadikannya suatu kekerasan? Sy ingin tetap halus spy dia mengerti. Tapi yg saya dapatkan hanya pikiran dan perasaan diri sendiri yang tdk menentu jadinya! Aaargh!

Akhirnya saya hanya diam, dan mendiamkannya! Mulut ini sepertinya jadi manyun. Saya berharap sekali diamnya saya itu ditangkap olehnya, karena suatu kesalahan dan kesalahannya itu tdk akan bisa diterima. Saya diam sampai ke Jakarta. Turun mobil sy ucapkan terima kasih, krn dia sudah menemani dan mengantarkan sy.. Itupun sy masih berharap, dianggap sbg suatu yg baik.Mungkin kebingungan sy adl pada mau bgmn menyikapinya, mau keras ato tidak. Sy bpikir sebetulnya harus keras, harus keras. Tp bgmn..

Sampai skrg memori itu masih menggundahgulanakan saya. Marah, sedih. Beginikah rasanya. Berat sekali. Mendengar seseorang berani kufur, mengucapkan kekufuran & mengucapkan rela berdosa.

Ampuni hamba ya Allah. Ampuni hamba yg tdk lebih baik dari yang lainnya. Ampuni kami hamba2-Mu.. Ya Allah Yg Menciptakan kami dan kepada-Mu kami kembali. Ampuni kami Ya Allah..

griya madrasah

griya madrasah
race to get a rent housing

griya madrasah

griya madrasah
rent a beatiful housing 45.000/day