Rabu, Februari 25, 2009

Tanggung jawab pelayan

Beberapa orang n orang2 d belakangnya ramai sudah mengajukan pencalonan u jd presiden, wakil presiden, wakil rakyat d pusat maupun d daerah.. Apa sudah pd mikir masak2 y, nanti kl pulang kampung Ditanya DIA.. "Itu dulu ada rakyat kamu yg g makan, g bs tidur, g punya kerjaan, g bs sekolah..?! Apa kamu sudah bener2 urus? Apa kamu ksh makan mereka spt kamu dah makan bayaran gaji dari uang rakyat? Apa kamu dah ksh mereka tidur spt rumah yg dari uang rakyat difasilitasin u kamu n keluargamu?"

" Bgmn sih kamu naik kendaraan gratis dari rakyat kamu plus extra bensin n supirnya tp itu rakyat empet2an berdiri d bis? Desek2an n naeknya dorong2an? Bgmn itu rakyat kamu mudik hari raya naek motor bs bertiga n bahkan berempat sm barang2nya dr jkt k jawa, baliknya giiiitu lagi! Kamu mikirnya apa sih?"

"Kamu dah timbang masak2 konsekuensi dan tanggung jawabnya? Sebesar biji zarah jg diminta tanggung jwbnya.. Kamu tau biji zarah itu sekecil apa.. Sehalus apa? Kecil bahkan halusnya itu sm dg biji sawi!"

" Apa kamu setidaknya bisa spt Zainal Abidin Ali bin Al Hasan bin Ali radhiyallahu anh, memanggul sendiri makanan u rakyat miskinnya tanpa sepengetahuan mereka, dan sudah diletakkan di depan pintu rumah mereka setiap pagi selama 10 tahun! Itu pun berhenti seketikanya pd hari meninggalnya beliau dan saat itulah diketahui dilakukan olehnya karena ada bekas hitam d punggungnya. Apa kamu bisa?"

" Tau g sih ganjaran yg adil u dosa sekecil biji zarah, u kesalahan, u kezaliman yg sehalus biji sawi? Api d kaki kamu itu akan mendidihkan otak d dalam kepalamu itu? ..Dengernya aja banyak orang nangis krn takut, takut kah kamu hingga bs bkn kamu mo pingsan! Udah dipikir2? Dah d timbang masak2?"

Duuh.. Mudah2an kita semua diampuni kesalahan2 dan dosa2 kita, selalu diberi petunjuk dan tuntunan oleh Yang Punya Kampung Halaman.. Amiin.



herryhasibuan.blogspot.com

Senin, Februari 23, 2009

Cerita orang yang banyak harta


“Dia sukses, sekolahnya aja di universitas A”. “Dia sukses kerjanya aja di perusahaan B”. “Dia berhasil, usahanya aja dibidang C.”

Mungkin haruslah dipikirkan lagi definisi sukses dan berhasil yang hakiki. Dan haruslah dipikirkan lagi kesuksesan itu karena apa, karena siapa. Marilah kita menjadi orang yang berbeda dengan Qorun..

Qorun berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah Membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

Ternyata masih ada yang lebih banyak hartanya daripada Qorun? Qorun saja memiliki perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya (kunci lebih dari satu) sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat (dipikul lebih dari satu orang). Bisa bayangkan banyaknya harta Qorun, bisa bayangkan lagi orang-orang yang lebih banyak hartanya daripada Qorun?

Kesampingkan sejenak banyaknya harta Qorun dan orang-orang sebelumnya, dan juga orang-orang yang banyak hartanya pada saat ini. Kita perhatikan apa bagaimana sikap si orang banyak harta dan orang2 disekitarnya. Ada 2 jenis orang yang disekitarnya tersebut, bisa kita lihat:

Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah (1) orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.

Mungkin banyaklah orang yang seperti di atas pada saat ini..

Berkatalah (2) orang-orang yang dianugerahi ilmu, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, Pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh Pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar.”

Maka dibenamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi! Tanpa satupun penolong, dan tanpa dapat melakukan pembelaan diri!

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qorun itu, berkata, “Aduhai, benarlah Allah Melapangkan Rezeki bagi siapa yang Dia Kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan Menyempitkannya; kalau Allah tidak Melimpahkan Karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah Membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (Nikmat Allah).

Allah lah yang melapangkan Rezeki, bukan karena orang telah A, B, C.. Kalau rezeki telah lapang, atau pun jika masih sempit, memangnya kenapa? Bisa diperhatikan bahwa yang dicari adalah Karunia Allah, supaya tidaklah jadi orang yang diazab beserta hartanya. Maunyalah kita menjadi orang-orang beruntung, jadilah orang-orang yang mensyukuri Nikmat Allah..

Semoga berguna :)



Al-Qashash: 78-82




Senin, Februari 16, 2009

Cari akherat, jangan lupakan dunia

Beberapa waktu lalu saya temukan lagi, “beribadahlah kamu untuk dunia seakan-akan kamu akan hidup seribu tahun lagi. Dan beribadahlah kamu untuk akhirat seakan-akan kamu akan mati besok”. Banyak macamnya disebutkan atau dituliskan, namun pada dasarnya hal yang disampaikan tetap sama. Saya temukan dalam sebuah diskusi disebutkan sebagai anjuran Rosululloh, bahkan disebutkan “seakan-akan engkau akan hidup selamanya”. Saya belum pernah menemukan (jika ini memang hadis) riwayatnya. Ada yang bisa bantu?.. Salah satu teman saya menyampaikan bahwa hadis ini merupakan hadis yang lemah atau bahkan palsu. Sebaiknya memang kita periksa dulu keberadaanya ini..

Dalam hal berdunia, ada satu manusia yang diberikan materi begitu banyak. Qarun namanya!

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah Menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat . (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (Al-Qashash: 76)

Allah pun menerangkan kembali bahwa akhirat adalah nomor satu, sebelum dunia ini yang jadi nomor dua. Akhirat itu harus dicari-cari, sedangkan dunia.. urusannya disebutkan hanya dengan “tidak dilupakan”.

"Dan carilah apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat Baikkepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak Menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Al-Qashash: 77)

Dalam urusan akhirat dan dunia ini, kita diberitahukan untuk berbuat baik kepada orang lain. Seberapa baik? Sebaik Allah telah berbuat baik kepada kita! Harus bisa ya?! .. :) Dan kita dilarang berbuat kerusakan, karena Allah tidak menyukainya! Mungkin kita tidak buang sampah sembarangan, tidak merokok, tidak korupsi, tidak mark up, tidak serakah, tidak ini, tidak itu.. banyak yang lain karena dilarang oleh manusia, sampai banyak peraturannya. Tapi ini.. Allah yang telah melarangnya.. Semoga kita selalu mengingatnya dan menerapkannya.

Semoga berguna :)



Herry Hasibuan

Minggu, Februari 01, 2009

Tak selembar pun daun jatuh tanpa sepengetahuan Allah
Akhir bulan mungkin satu2nya waktu yang disukai orang untuk jual-beli. Cashflow pembeli sedang kembung oleh gaji, dan penjual akan terimbas dengan menerima gempuran pembeli tersebut. Ini pun salah satu saat yang disukai kami untuk menjual pempek. Beberapa hari sebelum tanggal tua kami kumpulkan pesanan.. menawarkan dari satu pelanggan ke pelanggan lain. Cash kadang membuat kami lupa untuk menambah daftar pembeli baru, pelanggan baru :)

Satu orang teman saya di kantor beberapa kali menyatakan keinginannya untuk mencoba pempek kami, ikut jadi pembeli seperti teman yang lain. Entah insting apa membuat saya masih menanggapinya biasa2 saja, kemarin pun dia tidak dapet lagi pempek jualan kami. Hingga akhirnya kemarin itu, entah bgmn rayuannya, dia berhasil meyakinkan salah satu teman kami untuk memasak pempek pesanannya di kantor, padahal itu jatah untuk dibawa pulang ke rumah. Dia bela2in bawa kompor kantor plus tabung gasnya keluar dari kantor, takut aktifitas masak memasak ini mengganggu aktifitas kantor.

Tidak berapa lama, dia balik lagi.. ternyata ambil piring dan sendok. 2 piring dan 2 sendok, pempeknya dibagi 2 :) Akhirnya balik lagi.. oh, sudah bawa kompor plus gasnya, sudah selesai masak-memasaknya. Dan ternyata sudah dimakan habis juga pempeknya.

Dan saya masih diam saja.. Satu, saya memang membiasakan tidak menanyakan bagaimana pengalaman pertama mereka kustomer saya mencoba pempek kami itu, saya lebih suka menunggu reaksi mereka. Dua, entah mengapa memang untuk teman yang satu ini saya mencoba untuk datar2 saja terhadap segala tindakannya.

Saya pikir orang yang seaktif dia akan segera memperlihatkan reaksinya, tapi dia diam saja.. saya sempet curiga juga jadinya, apakah nggak kesenggol tuh saraf lidah dengan dahsyatnya Pempek Mangah kami? Ah saya khusuk dengan sikap saya semula.. Eh, dia berbalik, di bilang.. “Bang.. “ dia mengacungkan jempol tangan kanannya ke atas.. “Sayang kurang banyak..” katanya sambil nyengir kuda :)

Saya cukup berusaha untuk tetap datar (entah mengapa).. tapi memang tidak bisa tertahan untuk tersenyum, dan masih harus bersyukur.. “Alhamdulillah”, bisik saya :)



herry hasibuan

griya madrasah

griya madrasah
race to get a rent housing

griya madrasah

griya madrasah
rent a beatiful housing 45.000/day