Senin, Januari 18, 2010

Perjalanan ke Cibodas-Cibeureum











Kemarin (Sabtu 16 Jan 2010), saya diajak teman2 SD ke Cibodas. Saya belum pernah ke Cibodas, saya cuma tau itu somewhere di sekitar kawasan Puncak, Jawa Barat. Istri saya begitu tau saya akan ke Cibodas bahkan dengan lenggang kangkung saja, bertanya apakah saya tau Cibodas itu apa. “Di Cibodas itu ada air terjun, ke sana itu gunung!” Itulah jawabannya terhadap ketidaktauan saya.


















Karena setiap harinya saya lebih banyak naik motor, maka saya bawa juga jas hujan dan sepatu bot saya. Persiapan saya ini bisa dibilang jadinya tidak disengaja. Ketidaktauan saya juga dimiliki oleh teman2 saya yang hanya bersiap untuk wisata alam biasa. Satu laki2 teman saya yang ternyata tau banget Cibodas, sudah memberitahukan sebelumnya, namun pesannya itu tdk sampai, apalagi mau berantai .

Hari itu Jakarta diguyur hujan sejak pagi. Kami berangkat melalui Tol Jagorawi, awan gelap menaungi, hujan gerimis kadang mengiringi.. gerimis ini pun lama kelamaan menambah kualitas dan kuantitasnya menjadi hujan yang cukup besar. Memasuki daerah puncak kabut tebal menyambut kedatangan kami. Tebalnya kabut menghilangkan pemandangan kawasan puncak, sudah tidak terlihat apa2 selain putihnya kabut. Jarak pandang pun hanya berkisar 15-20 m. Teman saya yang mengemudi memang punya nyali untuk membawa kami ke daerah sana.

Sampai daerah puncak masih pukul 10, kami memutuskan untuk mampir ke Mesjid Atta’awun di atas sana. Mesjidnya sudah tidak kelihatan lagi, tertutup kabut yang sudah menjadi-jadi tebalnya. Baru kali ini saya benar2 memasuki Mesjid Atta’awun, biasanya hanya melewatinya saja. Selain shalat dhuha, kami sempatkan makan jagung bakar dan minum sekoteng. Jagung bakar hanya sekitar 3 menit untuk kehilangan panasnya, sekoteng panas cukup menghangatkan dada dan suasana. Itu pun tidak tahan kami berlama-lama, lebih baik segera berlindung ke dalam mobil.

Sampai di Cibodas, hujan tetap saja mengguyur seiring keraguan yang mulai mengalir. Kami tidak melihat hutan di atas sana, yang terlihat hanya kabut. Akhirnya diputuskan untuk tetap naik menuju air terjun, karena ya memang sudah sampai di kawasan dan belum ada pilihan tujuan lainnya.

Saya baru tau (lagi).. Air terjun tujuan kami itu berada di dalam kawasan suatu taman nasional, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP / TNGP). Cibodas merupakan salah satu dari 3 pintu masuknya. Benar kata istri saya, saya akan naik sebuah gunung.

Diawali dengan melewati sebuah taman, kami masih santai. Berikutnya kami bertemu jalur mendaki berupa anak tangga dari susunan batu kali.. Kami lihat infonya, air terjun Cibeureum 1 jam. Kami mulai bertanya jauhkah ini? Tak terjawab dan agak tak menghiraukan, kami tetap melanjutkan niat dan tetap berjalan.

Masih dalam satu rombongan. Hujan membuat pendakian menjadi lebih berat, udara gunung yang dingin menjadi sangat dingin. Karena tidak ada persiapan dan ngaco kalo dipikir-pikir, yang mendaki rata2 bersandal jepit, hanya ½ nya yang memakai jas hujan, itu pun jas hujan transparan ala jepang2an. Saya yang berjas hujan lengkap dan memakai sepatu bot, akhirnya memberikan jas hujan saya kepada salah satu teman. Dia sudah tidak kuat menahan dingin dengan hanya kaos polo di badannya.. Ngaconya lagi kami tidak bawa makanan dan minuman, malah ditinggal di mobil di parkiran sana.

Rombongan sudah mulai terpecah.. Paling depan adalah satu laki2 teman saya yang tidak biasa berjalan lambat. Ceritanya dulu sewaktu kecil, dia selalu dipegang dan ditarik ibunya untuk berjalan cepat. Kami tertawa mendengar ceritanya. Saya pilih paling belakang. Dan daripada capek menduga kapan sampai ke air terjun, saya teringat untuk menikmati saja perjalanan.
Data TNGP, rata2 curah hujan per tahun 4000mm, musim kemarau pun hujan turun. Rata2 suhu di Cibodasnya saja adalah 23oC, dipuncaknya bisa turun hingga 5oC. Januari Februari berfrekuensi hujan cukup sering dan disertai angin kencang. (Pas banget dah ketidakpasannya..)

Ditetapkan sebagai taman nasional sejak tahun 1980 luasnya 21.975 Ha. Kawasan taman nasional yang ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan. Isinya tak terhitung pepohonan dan tumbuhan, habitat berbagai satwa. Terdapat tidak kurang dari 20 air terjun, 3 air terjun di Kawasan Cibodas Cibeureum adalah yang kami tuju.

TNGP menawarkan beberapa jenis pendakian. Yang paling tinggi tentu saja ke puncaknya, itu bisa memakan waktu dalam satuan hari. Kami dan mungkin pengunjung pada umumnya hanya mengambil pendakian mandiri ke air terjun Cibeureum dengan standar waktu 1 jam untuk orang dewasa. Kami yang hujan2an itu dan tanpa persiapan itu mungkin lebih dari 1 jam..
Di tengah perjalanan, kami singgah dan istirahat sejenak di Telaga Biru dan juga Rawa Gajonggong. Keletihan mungkin sudah berbaur dengan ketidakpeduliannya, kami menikmati dan terus berjalan.. Keindahan ekologi hutan indonesia, indahnya pesona alam pegunungan, menyegarkan urat2 saraf yang terbiasa dengan rutinitas kota.

Melewati Rawa Gajonggong, kami berjalan di atas papan2 seperti dek2 di pelabuhan. Cukup menyenangkan, puncak gunung pun menjadi pemandangan. Melewati rawa ini suara air terjun sudah mulai terdengar. Di persinggahan terakhir, tertulis Air Terjun Cibeureum 0,3 Km. Bergegaslah kami menjalani sisa pendakian..

Saya me-record phone video ketika air terjun sudah mulai terlihat, kegairahan sudah melenyapkan keletihan.. Mengundaki beberapa anak tangga, sampailah kami di kawasan air terjun! Ada 3 air terjun di kawasan tersebut, Air Terjun cibeureum 30 m, Cidendeng 25 m dan Cigundul 20 m.

Hujan masih tetap turun. Limpahan air menjadi lebih dahsyat, suaranya bergemuruh! Saya sangat menikmati pemandangan tebing2 dan air2 terjunnya, pepohonan2 di sekitar yang diselingi kabut. Sambil nunggu teman, saya juga mau buang air kecil di toilet :) Ketika kami duduk berkumpul, terbayangkan juga nikmatnya jika masing2 kami makan sebungkus nasi padang di tempat itu :)

Boleh juga perjalanan saya dan teman2 pada hari itu. Terbayar sudah perjalanan kami dengan ciptaan Allah Yang Maha Besar..

“Orang2 yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia2. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali ‘Imraan)


Herry Hasibuan

Tidak ada komentar:

griya madrasah

griya madrasah
race to get a rent housing

griya madrasah

griya madrasah
rent a beatiful housing 45.000/day