Langit yang pada awalnya terang, mulai digusur awan gelap pembawa berton air. Dalam rundungan gelap itu, air hujan pun ada yang menitik. Ibarat Sang Punya Hujan sudah pegang ember besar tinggal menghamburkan air di dalamnya ke bumi ini. Tempat para mahluk-Nya tinggal sementara. Salah satu mahluk-Nya ini dalam perjalanan rencana mengantarkan pempek untuk pelanggan. Berzikir dan berdoa setidaknya hujan ini di-hold hingga tiba di rumah terlebih dulu.. :)
Pempek yang akan dikirim sore nanti belum dikemas!
Sampai di depan rumah, hujan sudah mulai ditumpahkan. Begitu masuk rumah.. tumpah lah ruah sudah hujan Allah. Panas siang hari itu luber juga akhirnya jadi hujan, hujan cukup deras yang meminggirkan para pengendara motor dari jalanan. Minggir terburu-buru cari teduhan di emperan toko, di depan rumah makan, di bawah tenda tukang nasi goreng, termasuk yg tidak safe di bawah pohon. Tanah yang semula polkadot oleh titik-titik air gerimis, jadi kuyup rata ditumpahi hujan. Sebentar lagi beberapa lokasi akan menampung aliran air dari lokasi lain. Menampungnya sebagai air resapan, atau sebagai air genangan, atau malah jadi banjir sendirian. Apa doanya kalo turun hujan? “Ya Allah , turunkanlah hujan yang bermanfaat.”
Sampai di depan rumah, hujan sudah mulai ditumpahkan. Begitu masuk rumah.. tumpah lah ruah sudah hujan Allah. Panas siang hari itu luber juga akhirnya jadi hujan, hujan cukup deras yang meminggirkan para pengendara motor dari jalanan. Minggir terburu-buru cari teduhan di emperan toko, di depan rumah makan, di bawah tenda tukang nasi goreng, termasuk yg tidak safe di bawah pohon. Tanah yang semula polkadot oleh titik-titik air gerimis, jadi kuyup rata ditumpahi hujan. Sebentar lagi beberapa lokasi akan menampung aliran air dari lokasi lain. Menampungnya sebagai air resapan, atau sebagai air genangan, atau malah jadi banjir sendirian. Apa doanya kalo turun hujan? “Ya Allah , turunkanlah hujan yang bermanfaat.”
Adzan waktu ashar sudah mulai dikumandangkan, membantu para manusia ‘ngeh’ untuk memenuhi Panggilan Majikan, Panggilan Si Bos. Di telepon genggam sudah ada masing2 satu panggilan tak terjawab, pasti dari si pelanggan pempek. Nanti dulu ah.. penuhi dulu Panggilan tadi, ajak istri untuk Menghadap Si Bos berjamaah. Biasanya memenuhi panggilan Si Bos harus dipenuhi dengan dateng ke rumah-Nya, tapi keadaan hujan gede banget. Sholat, berzikir, dan berdoa.. Renung sejenak dan yakini, dunia ini cuma jadi nomor 2.
Selesai memenuhi panggilan Si Bos, saatnya memenuhi panggilan pelanggan pempek kami. Saya kirim pesan singkat, kl sekarang pempeknya dah mo dikirim. Hujan masih deras, baru kali ini saya nganterin pempek hujan-hujanan. Kemasan pempek dimuat di dalam box, terikat kuat di belakang motor, cuka ditaro dalam tas punggung. Jas hujan dibungkuskan rapat di sekujur badan. Lumayan, air hujan tertahan.
Kali ini daerah tujuan adalah Pd. Cabe, nggak jauh.. Ambil jalur PLN, Cinere, Lereng, Bukit Modern.. sampailah di daerah Pd. Cabe. Pelanggan itu mo bikin acara keluarga. Di perjalanan, hujan masih diguyur. Dengan helm tanpa kaca penutup muka, wajah ini pasrah ditusuk2 air hujan.. tusuk refleksi wajah hibur saya.
Alhamdulillahnya.. sampai depan rumah pelanggan, guyuran hujan berhenti. Cepat2 buka jas hujan dan kemasan pempek di box belakang. Bel dibunyikan, dan inilah yang dinantikan.. senyum manis sang pelanggan :) Setelah dibayar dan bincang2 sejenak, ditawarkan pula metik rambutan.. terima kasih, mo langsung pulang saja.. Selamat menikmati hangatnya pempek goreng plus dahsyatnya cuka kuah pempek, liur akan deras mengalir! :D
Perjalanan pulang sangat berbeda dengan perjalanan pergi. Guyuran hujan berganti menjadi kehangatan. Matahari sore sudah menggugat balik awan hitam, menuntut kembali perannya memberikan keindahan hari. Zikir dan doa masih terus dialunkan, meminta hujan dan pempek ini jadi rezeki dan keberkahan.. Amiin.
herry hasibuan
herry hasibuan
Pesan.. call or sms 0815 1884208; 08569856357; 70402833